Apa sih
apresiasi itu?..
Memang banyak sekali pengertian tentang apresiasi dan hal itu
pun dalam berbagai versi, tapi yang paling pasti bahwa apresiassi itu adalah tindakan
yang dilakukan untuk menikmati suatu hal dan dalam masalah ini kita akan
membicarakan tentang apresiasi sastra lalu apa saja yang kita butuhkan untuk
untuk menjadi seorang apresiator sastra yang baik.
Menurut Aminuddin, kegiatan apresiasi itu tidak dapat disebut
sebagai kegiatan yang sepenuhnya abstrak. Memang dalam mencipta dan menikmati
karya sastra kita sebagai apresiator akan dipaksa bergelut dengan banyak hal
yang tidak berwujud nyata namun sesungguhnya jika kita telaah lebih lanjut
kegiatan mengapresiasikan karya sastra bukanlah hal yang mudah terlebih dalam
apresiasi kita dituntut untuk menghadapkan hasil yang kita temukan sebagai
seorang apresiator dengan sebuah bukti yang konkret dan mudah dipahami masyarakat.
Lalu apa saja
yang kita perlukan untuk menjadi seorang apresiator yang memenuhi kriteria
tersebut?
Dalam beberapa butir yang dapat
ditangkap dari buku Aminuddin untuk memahami dan mengerti bagaimana karya
sastra itu,sebagai apresiator kita harus memiliki sikap yang serius dalam mempelajari
dan memahami karya sastra namun harus tetap membuat batin merasa riang agar
mampu menikmati karya sastra karena untuk mengapresiasi karya sastra apresiator
harus dapat menikmati karya sastra yang digelutinya. Selain itu untuk memahami
karya sastra apresiator tidak hanya cukup mempelajarinya dari analisis
kebahasaannya saja. Karena unsur-unsur karya sastra tentu tidak terlepas dari
tiga unsur penting yakni unsur keindahan, unsur kontemplatif yang meliputi
agama,politik,filsafat dan permasalahan manusiawi yang lain, sedangkan unsur
terakhir adalah media pemaparan, yang dimaksudkan disini antara lain adalah
adanya unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra.
Menurut Aminuddin dalam buku Moh Najid. Bekal seorang
apresiator tidak akan terlepas dari bekal pengetahuan,bekal pengalaman dan
kesiapan diri. Untuk memberikan sebuah bentuk pangapresiasian dalam sebuah
karya sastra tentu kita tidak boleh melakukannya dengan sembarangan karena itu
kita sebagai apresiator harus memiliki dasar dalam berargumen dan dasar itu
tentu adalah sebuah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksudkan disini meliputi
pengetahuan tentang karakteristik karya sastra, pengetahuan tentang bahasa,
pengetahuan tentang unsur-unsur prosa fiksi,pengetahuan tentang sejarah prosa
fiksi,pengetahuan tentang manusia,dan pengetahuan tentang kehidupan.
Bekal lain yang harus dimiliki seorang apresiator adalah
bekal pengalaman,tentu apalah arti sebuah pengetahuan tanpa pengalaman. Bekal
pangalaman dibedakan menjadi dua yakni bekal pengalaman hidup yang dimiliki
oleh apresiator dan bekal pengalaman yang dimiliki apresiator berdasarkan kadar
cintanya terhadap karya satra dan pengalaman dalam menggeluti karya sastra itu
sendiri. Semakin banyaknya pengalaman hidup dan pengalaman dalam menggeluti karya
karya sastra tentu akan memunculkan pengetahuan baru dalam pengapresiasian
karya sastra itu sendiri dan tentu saja hasil apresiasinya tidak akan pendek
dan akan lebih menyeluruh.
Bekal selanjutnya yang harus dimiliki seorang
apresiator adalah bekal kesiapan diri. Kesiapan diri yang dimaksud disini bukan
hanya kesiapan diri secara fisik saja namun juga kesiapan batin yang harus
dimiliki oleh seorang apresiator. Secara fisik tentu kesiapannya adalah
kesehatan dan kebugaran tubuh, namun secara batin kesiapan yang harus dimiliki
untuk menjadi apresiator yang baik adalah kestabilan emosi,pemusatan pikiran,
dan kesiapan pikiran. Bekal batin ini tentu saling berkaitan satu sama lain
karena dengan mengabungkan ketiga komponen penting dalam pengapresian ini tentu
akan membuat apresiator tidak akan mencampur adukkan antara emosi sehingga akan
dengan mudah menerima apa maksud dalam karya sastra tersebut, sedangkan
pemusatan pikiran mampu membuat apresiator untuk tidak memecah perhatiannya
dalam menerima dan mengahayati karya sastra dan kesiapan pikiran yang dimaksud
disini agar apresiator mampu mengaitkan dan memikirkan hal-hal yang terkandung
dalam karya sastra yang merupakan awal dari munculnya sikap kritis dan objektif
yang memang harus dimiliki seorang apresiator
Tidak ada komentar:
Posting Komentar