daun

Selasa, 07 Januari 2014

suntuk

suntuk itu rasanya kayak kamu mesti makan mie instan terus selama sepuluh tahun, eneknya seperti kamu harus sama orang yang paling kamu benci selama hidup kamu. suntuk itu rasanya kayak muaknya kamu liat poto-poto mantanmu sama cewek lain, mesrahhhh pula. suntuk itu rasanya kalo kamu mesti ngelewatin jalan yang sam sampai kamu tua, ketemu sama orang-orang yang sama sampe kamu mati, dan suntuk itu rasanya kayak ditusuk-tusuk sama tujen kayak orang yang nyate daging kurban, dan kamu tahu tidak, rasanya suntuk itu lebih mirip sama rasa mualnya orang hamil liat darah yang ngalir dari mana-mana. huahhh.. suntuk

Rabu, 18 Desember 2013

para setan

berawal dari kejengkelan saya, tercetuslah ucapan para setan sebagai nama genk yang terdiri dari orang-orang pinggiran (baca:dipecundangi) dan lebih parahnya lagi, saya satu di antara genk yang bernama para setan.
sejujurnya itu hanya ungkapan emosional saya atas sikap teman-teman kelas yang hampir keseluruhan ngegenk.
dan tahukan kalian, teman yang tidak ngegenk mereka masukkan dalam "orang pinggiran" entah itu meeka sadari atau tidak, sbenarnya mereka telah menghegemoni orang lain dan diri mereka sendiri.
mereka yang merupakan anggota dari genk kuat secara tidak langsung bersikap otoriter, dan sok berkuasa. nah, ketika emosi saya sudah memuncak karena adanya deskriminasi golongan itu saya mencetuskan sebuah nama "Para Setan".. dan uppss, saya melupakan sesuatu, saya tidak menyadari bahwa celetukan saya justru terdengar seperti ajakan perang. dan yang terjadi kini adalah adanya pengibaran bendera peperangan antara golongan yang mengatakan dirinya "MALAIKAT" dengan kami yang tidak sengaja memproklamirkan diri sebagai "para setan"
dan yaya ya seperti biasa, MALAIKAT tidak pernah mau dalam posisi salah dan disalahkan, kalian tahu kenapa?
karena mereka selalu menghitamkan "setan" dan menjadikan "setan" tersangka atas kasus yang tidak ,ereka lakukan
tapi di dunia ini tiada yang mempercayai "setan"
tentu saja aku tidak heran..
kalian tahu kenapa??
karena MALAIKAT, selalu benar dan setan..
ya,, tentu setan adalah sebuah cerminan suatu kesalahan..
bukan begitu?

Senin, 09 Desember 2013

kamu, dan aku

dia, membuat aku berpikir
dia mengatakan "iya" ketika aku bertanya
"apakah setan bisa menjadi malaikat"
dan dia lagi-lagi menjawab "iya" ketika aku bertanya
"apakah malaikat bisa memiliki sifat setan"
dan ketika aku bertanya "kenapa"
dia menjawab
"karena aku munafik"
aku terhenyak, akankah selama ini aku juga munafik karena menganggap setan mampu berkuasa di surga dan malaikat akan terdampar di neraka ketika habis sudah kontraknya
ya, mungkin aku juga munafik, atau mungkin terlalu munafik
setan memang punya sifat pokok munafik,
dan aku mungkin memang hanya seonggok setan yang munafik..
tapi tahukah kamu wahai malaikat yang bertebaran dalam oksigen surga..
setan sebenarnya tidak munafik, karena ia mau dan kukuh untuk menjadi dirinya sendiri..
sedangkan malaikat??
tolong jangan tanya pada rumput yang bergoyang

cerita setan

Perjalanan ke Bromo dua hari ini membuat saya sadar, kalau selamanya malaikat tetap tidak akan mau berpisah dari malaikat lainnya, mungkin ada perasaan tidak nyaman atau merasa terhegemoni oleh kalangan malaikat dari atmosfer yang berbeda. Saya sebagi setan juga merasakan hal yang kurang lebih sama, terkadang setan juga akan merasa terhegemoni oleh malaikat ketika setan terpencar dari koloninya.

Kamis, 28 November 2013

sesajen

Seteguk ketenangan ini melarungkan sedihku yang tak tertahan.
menggantikan kelu dengan sajen isi perut sang bundar yang tanpa sadar berpendar
ke mana saja ia melaju, larung itu akan tetap membiru
mungkin, esok ia akan tertuju pada sang waktu
mungkin juga ia akan tercekik dalam gelombang ragu
aku memang sudah melepaskanmu, sajenku
membiarkanmu berlalu dalam hitungan kelabu
meninggalkan aku
meninggalkan rindu
larut bersama sajen itu
berlalu
dan
sampai subuh berubah pilu
kamu akan tetap menyajen
begitu

perkembangan bahasa

Aku bertransformasi menjadi  Aq lalu menjadi Aquw kemudian menjadi Akoe berubah lagi menjadi Que terakhir menjadi Akiyu
Kamu bertransformasi menjadi Km lalu menjadi Kmuw kemudian menjadi Kamoe berubah lagi menjadi Muw terakhir menjadi Kamyu
Kita bertransformasi menjadi K-ta lalu menjadi Qta kemudian berubah menjadi Qt

Sebuah bukti sederhana bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, bahasa yang berjiwa, bahasa yang selalu berkembang..

Lalu apa yang kalian tunggu, mari kita jaga sendiri warisan pejuang bangsa..
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau masyarakat Indonesia sendiri tidak bangga akan bahasanya lalu bagaimana para pejuang yang telah bersemayam dapat tersenyum tenang?
Kalau warga Indonesia sendiri tidak memberi harga yang pantas untuk bahasa persatuan yang mampu mengikat seluruh warga Sabang sampai Merauke, bagaimana petinggi bangsa yang rela tertembus peluru melawan penjajah dapat merasa bahagia dengan jerih payah dan juga nyawa yang rela dihibahkan?

Mari renungkan kawan, para saudara yang berperang tidak hanya korbankan jiwa tapi juga pertaruhkan harapan
Kalau bukan kita, siapa lagi?

Relakah kalian, kelak bangsa kita akan terjajah kembali? yah.. penjajahan memang sudah modern tidak lagi memakai kerja rodi atau tanam paksa, tapi penjajah di era milenium menggunakan ekspor impor sebagai senjata dan memperbudak bangsa yang sebenarnya kaya

Renungkan..

Tidakkah pejuang merasa kecewa atas jerih darahnya yang terbuang tanpa harga..

Rabu, 27 November 2013

pesan ajal

oleh Rizky Kympul Maulida

semalam Tuhan mengingatkanku akan kematian
yah, tentu semua yang hidup akan mati kelak, bukankah itu sudah nisbi?
tapi jujur, ada sedikit kekhawatiran juga ada takut yang menyusup dalam hati
sudahkah aku siap?
yakinkah aku akan mendapat yang baik dalam tempat baru itu kelak?
bayang wajah Abah Almarhum terlukis sangat jelas semalam
memeluk penuh kasih dengan sorot yang tak pernah kubayang
aku telah berdosa Abah,
aku telah melupakanmu dan sibuk berkecamuk dengan arogansi dunia
dan malam ini aku tersekat, entah mengapa mata begitu enggan terpejam. Ngantuk memang, tapi bagaimana bisa tidur kalau mata masih lengkap pasirnya
mungkin justru mataku yang begitu bodoh terhegemoni atas sang malam
iya, mungkin aku memang terlalu takut akan yang dinamakan ajal
aku takut terpendam dalam larutan tanah siang malam
aku takut mimpi kematianku tak berjalan lancar
tolong jangan bilang siapapun, setiap detik aku selalu memimpikan kematian
aku berusaha bermimpi yang cantik tentang rupa ajal yang akan menghunusku kelak
entah
sungguh tak habis pikir atas pikiran yang berkelibatan dalam pikirku
entah
lebih baik aku mencoba berlari dari keterjagaan, aku ingin tidur
aku ingin lelap sambil memimpikan ajal yang mungkin akan selalu apel tiap hari kerja dan tak berhenti saat hari libur akhir minggu
iya