daun

Kamis, 28 November 2013

sesajen

Seteguk ketenangan ini melarungkan sedihku yang tak tertahan.
menggantikan kelu dengan sajen isi perut sang bundar yang tanpa sadar berpendar
ke mana saja ia melaju, larung itu akan tetap membiru
mungkin, esok ia akan tertuju pada sang waktu
mungkin juga ia akan tercekik dalam gelombang ragu
aku memang sudah melepaskanmu, sajenku
membiarkanmu berlalu dalam hitungan kelabu
meninggalkan aku
meninggalkan rindu
larut bersama sajen itu
berlalu
dan
sampai subuh berubah pilu
kamu akan tetap menyajen
begitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar